Tuesday, September 26, 2006

biarlah pagi sembunyikan
namamu bagiku
biarkan rindu menembus
ruang kosong
sisi terdalam hatiku
menikmati kesunyian yang
tergelap dalam abadi

bayangmu adalah angan
terindah dari ribuan pemimpi
nafasmu tiupkan keindahan
dan kesombongan waktu
membawa ku lewati
hari hari terdingin dari segala musim
menyelami kebisuan
di antara kita

Monday, September 25, 2006

teruntuk sahabatku yang termakan luka
achie seorang di sana...

matamu kuyu bersimbah duka
getar suaranya tak juga hilang
ruang ruang hampa memenuhi
seluruh jiwa,
dan sunyi maha kuasa atas segala.
meninggakan kau sendiri mengasihi kekasihmu.

dilangit ada yang berhenti
memutar jarum waktu. semua yang bernama
hidup lelap.
di luar udara pekat
sunyi selabil hatimu.

adakah petikan hidup
selain karenanya

akan ada saatnya ia datang
mengusir segala sepi
mendekapmu yang lelah dan hampa
menimang resahmu sampai kedalaman
mimpi dan terlelap.

Sunday, September 24, 2006

telah lama ku saksikan kematian kata - kata dari mulutmu. bisu meradang sgala sunyi, hanya khayalan tak sanggup berdiri atau sekedar mencaci. telah lama kau terdiam, tak pernah ku memaksa. apalagi meminta mimpi kepadamu. ku sucikan matamu dari debu, ku basuh luka di wajah mu, ku bisikkan sajak buat mu lelap meminang mimpi.

aku memang bukan siapa - siapa, tak pula apa - apa di hidupmu. pernah ku teriak mengadu pada alam, tapi jawaban terlalu jauh dari sekedar bertanya. aku kembali jatuh dalam kegelapan pesona mu. mendekam dan mengerang pada dunia. kenapa kau tahtakan kesombongan dan keindahan dalam satu jiwa manusia. aku tak pernah meminta...

terlalu jauh sudah hari. membuat ku tak berpikir jernih tuk kembali. mati bukan halangan, apalagi untuk kesenangan. entah kenapa ku masih peduli...